Senin, 02 Mei 2011

Sukses tanpa Mengejar Kesempurnaan

oleh karena fitrah manusia adalah "ciptaan sempurna" anda tidak perlu berusaha meraih kesempurnaan. oleh karena tidak ada ukuran kesempurnaan yg berlaku universal. sempurna buat anda belum tentu buat orang lain dan sebaliknya. hanya Tuhan yg tau ttg kesempurnaan itu.
Lakukanlah saja yg terbaik yg bisa anda lakukan dan ikhlaskan hasilnya pd Tuhan (tawakal). biarkanlah sejarah yg mencatat hasil pekerjaan anda. sejarah selalu membantu, menyempurnakan dan memaafkan orang2 yg ikhlas dlm bekerja. syukuri dan nikmati sepenuhnya hidup anda. semua kejadian sudah sempurna seperti apa adanya....
sumber: Buku Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu, hal 169.

Dilarang Berputus Asa dari Rahmat Allah swt. (Realitas Quantum)


Banyak ayat al-Qur'an yang menjelaskan tentang itu, diantaranya surat Al Hijr (15): 56, namun ada suatu redaksi yang membuat bunyi ayat tersebut. Silahkan disimak….
 Kita hidup di alam yang sangat kreatif yang otomatis menjawab setiap kebutuhan (pikiran dan perasaan) setiap orang yang hidup di dunia ini.
Rahasianya, anda harus smart memiliih apa yang anda fokuskan. Karena, jika anda percaya (fokus) bahwa segala sesuatunya terbatas, sulit, dan anda harus bersaing keras dengan sesama untuk mendapatkannya, maka kenyataan itulah yang akan anda ciptakan secara individual maupun kolektif bersama mereka yang memiliki kepercayaan (fokus) yang sama. Tetapi jika anda percaya (fokus) bahwa segala sesuatunya disediakan Tuhan dalam jumlah tak terbatas dan fun untuk bekerja sama meraihnya. Maka kenyataan itu jugalah yang akan anda ciptakan dan nikmati bersama setiap orang lainnya.
Pilihan hidup ada di tangan anda. Make smart choices

Sumber: Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu, hlm. 212.

Selasa, 19 April 2011

Realitas Quantum

Logika pada hakikatnya tidak ada, karena apa yang disebut logika sebenarnya hanya sebuah PEMBENARAN. Jika benar ada logika maka semua orang seharusnya setuju dengan logika yang paling benar, yang terjadi justru sebaliknya. contohnya jika setiap orang punya pembenaran logikanya mengapa mereka TIDAK: membeli mobil yang sama, memilih rumah yang sama, atau memilih partai yang sama. kenyataannya, tidak ada seorang pun yang sepenuhnya setuju dengan logika orang lain, meskipun tampaknya logika itu paling benar.
Untungnya, kita memang tidak hidup di dunia yang logis, tetapi kita hidup di dunia yang selalu mencerminkan hukum-hukum kebenaran. Satu di antara hukum itu ialah SEDEKAH.
Di tingkat kuantum, semua hal sebenarnya melakukan sesuatu hanya untuk (ke pada) dirinya sendiri. Di level kuantum apa yang disebut subjek, objek, atau prediket ternyata adalah satu: dia-dia juga.
Dan luar biasanya, karena ini adalah hukum alam, anda tidak harus percaya akan hal ini! seperti anda tidak perlu percaya hukum gravitasi, lepaskan saja sesuatu dari genggaman anda maka ia akan terjun ke bawah menghantam bumi. Seperti itulah hukum sedekah: lakukan saja pemberian anda atau keluarkan saja dengan penuh syukur tanpa merasa ada milik anda yang berkurang, dan saksikanlah apa yang terjadi dengan hidup anda!
Namun,..kata Ust. Yusuf Mansur, syarat dan ketentuan berlaku....(pen.)
Sumber: Buku Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu, hal. 163-164.

Senin, 07 Maret 2011

Komentar atas prediksi juara moto GP 2011

Ini tentang Valentino Rossi..
Menurutku ia haya menarget masuk 3 besar. Karena bagi dia ducati merupakan hal baru, lain halnya ketika dia pindah dari Honda ke Yamaha, yang sama-sama produk jepang.
Namun, setelah merelakan musim ini jatuh ke tangan Stoner, pada musim depan ia (VR46) akan mencetak rekor, mengambil apa yang telah Lorenzo ambil...

Perubahan Terbesar Karir The Doctor

Minggu, 6 Maret 2011 - 12:41 wib
text TEXT SIZE :  
Share
Achmad Firdaus - Okezone
Foto: Valentino Rossi/Reuters
BOLOGNA - Valentino Rossi menyebut tahun 2002 merupakan perubahan terbesar dalam karirnya di pentas MotoGP. Perubahan kapasitas mesin menjadi rujukannya.

Sejak terjun ke kelas utama MotoGP, Rossi diketahui telah malang-melintang bersama sejumlah tim dan menghadirkan sukses. Mengawali karir di Honda pada musim 2000, The Doctor sempat membela Yamaha, dan kini bergabung bersama Ducati.

Namun, dari sekian banyak pengalaman yang dicicipinya di atas, Rossi menyebut tahun 2002 merupakan tahun yang membawa perubahan besar dalam karirnya. Di tahun tersebut, kelas MotoGP dengan mesin 990cc diperkenalkan untuk menggantikan kelas 500cc.

“Perpindahan kelas dari 500cc ke 990cc merupakan perubahan terbesar,” tutur Rossi kepada Crash.net, Minggu (6/3/2011).

Meski mengaku perubahan tersebut sempat membuatnya kesulitan, namun Rossi menilai perubahan tersebut tidak sesulit seperti yang dialaminya saat ini saat hijrah ke Ducati. Rossi mengaku masih sulit memahami karakter tunggangan barunya tersebut.

“Akan tetapi, meninggalkan Yamaha dan bergabung ke Ducati merupakan tantangan yang lebih besar ketimbang saat pindah dari Honda ke Yamaha. Sebab, dari sudut pandang tertentu, Honda dan Yamaha memiliki karakter yang hampir mirip,” sambungnya.

Memasuki tahun 2012, regulasi akan kembali berubah. Kapasitas mesin akan kembali dinaikkan menjadi 1000cc. Dengan kontrak dua tahun yang ditandatanganinya bersama Ducati, maka Rossi berpeluang besar menjadi bagian dalam rea baru MotoGP

Burgess: Rossi Butuh Adaptasi!

Rabu, 17 November 2010 - 12:22 wib
text TEXT SIZE :  
Share
Rejdo Prahananda - Okezone
Foto: Valentino Rossi/Reuters
GERNO DI LESMO – Ujicoba Valentino Rossi di sirkuit Ricardo Tomo sejauh berjalan ini tidak sesuai rencana. Kepala mekanik Jeremy Burgess tidak panik dengan torehan tersebut.

Dalam dua kali sesi ujicoba itu, Rossi terlihat masih belum menemukan bentuk terbaiknya. Namun, tidak semata faktor teknis, The Doctor yang belum sepenuhnya pulih dari cedera bahu jelas mempengaruhi hasil latihan kali ini. Karena itu, Burgess meminta agar semua kalangan memaklumi kondisi tersebut.

“Tidak ada alasan untuk panik,” komentar Burgess melihat juara dunia tujuh kali itu masih nampak kesulitan mengendalikan Ducati GP10. “Semuanya baru bagi Rossi. Sama seperti saya yang butuh adaptasi.”

Terlebih, Burgess sendiri mengakui dirinya masih mempelajari seluk-beluk motor pabrikan dari Italia itu, setelah lama menangani motor asal Jepang seperti Yamaha dan Honda.

“Kami semua belum sepenuhnya menguasai Ducati, yang sangat berbeda dengan motor Jepang. Karena itu, kami harus mencari metode yang tepat saat bekerja nanti,” kata Burgess dilansir autosport, Rabu (17/11/2010).

“Reaksi mesin Ducati pun berbeda. Jadi, kami butuh waktu serta ketenangan untuk mengatasi persoalan ini,” ujar Burgess yang belum menemukan settingan yang tepat untuk motor Rossi.

Dia melanjutkan: “Bertahun-tahun mempelajari mesin Jepang dan tujuh musim memegang Yamaha, saya kira, terdapat kultur budaya yang berbeda di antara mesin Jepang dan Italia.”

Kendati demikian, Burgess optimistis Rossi kembali yang tercepat lagi. “Semua pembelap selalu senang bila mencatatkan waktu tercepat, di setiap latihan. Saya rasa, Rossi bisa segera kembali ke jalur yang benar dan segera memahami motornya sendiri.”

Brivio: Rossi Juara Bersama Ducati

PHILLIP ISLAND - Meski kompetisi musim depan belum bergulir, namun manajer tim Yamaha, Davide Brivio sudah mempunyai gambaran terkait penampilan Valentino Rossi bersama tim barunya Ducati. Menurutnya, Rossi akan menjadi salah satu kandidat kuat juara musim depan.

Kepindahan Rossi ke Ducati membangkitkan kenangan Brivio saat ‘anak didiknya’ itu meninggalkan Honda dan bergabung dengan Yamaha pada 2003 lalu. Ya, Brivio menilai saat ini Ducati yang mengalami paceklik gelar sejak tiga tahun terakhir sangat membutuhkan sentuhan ajaib sang juara dunia tujuh kali.

Namun, yang menjadi pertanyaan banyak kalangan saat ini adalah, mampukah Rossi kembali mengulang memori saat hengkang ke Yamaha dengan membawa Ducati kembali merajai pentas MotoGP. Diketahui, saat memutuskan gabung Yamaha, Rossi dinilai melakukan perjudian dan diragukan bisa membawa tim yang berbasis di Jepang itu keluar sebagai juara.

Saat Rossi datang, Yamaha memang dalam keadaan ‘compang camping’ karena hanya mampu sekali naik podium. Namun, Rossi dibantu dengan kepala mekaniknya di Honda Jerry Burgess dan bos Yamaha Masao Furusawa sukses menjawab keraguan tersebut. Mereka sukses menyulap M1 yang tadinya hanya pecundang menjadi sebuah mesin juara. Hasilnya, Rossi berhasil menyabet empat gelar juara yakni pada 2004, 2005, 2008 dan 2009.

“Pada 2003 saat Rossi memutuskan gabung ke Yamaha, Yamaha memang sangat membutuhkan bantuannya. Namun kini Yamaha sudah memiliki dua pembalap hebat Jorge Lorenzo dan Ben Spies. Mereka adalah pembalap yang bisa menang bersama Yamaha,” tutur Brivio seperti dikutip Crash.net, Jumat (15/10/2010).

“Yamaha memang menginginkan Rossi bertahan, tapi juga sudah bersiap untuk kehilangan dia. Di saat bersamaan, Ducati juga sangat membutuhkan Rossi, seperti yang terjadi di Yamaha pada 2003. Ducati dan Rossi merupakan wakil Italia, jadi mereka pastinya saling memahami satu sama lain,” tambahnya.

Ditanya terkait peluang The Doctor bersama Ducati di musim 2011, Brivio menjawab, “Ini memang bukan tantangan mudah karena rivalnya saat ini sangat tangguh. Tapi, dari sudut pandang teknis, mungkin Rossi memiliki tugas yang lebih mudah ketimbang pada 2004 saat dia bergabung dengan Yamaha.”

“Pada 2003 Yamaha tak memiliki mesin juara dan kini Valentino akan bergabung dengan Ducati, dimana mereka sudah memiliki motor yang kkompetitif. Ducati sudah memiliki mesin juara,” sambungnya.

“Valentino akan mendapatkan tantangan baru dan akan harus memiliki motivasi besar di kompetisi (musim depan). Saya rasa, dia akan berjuang untuk merebut gelar juara,” imbuh Brivio.

“Akan menjadi suatu hal yang menarik melihat Valentino dan Jorge menunggangi motor berbeda. Mereka sudah bertarung dengan menggunakan motor yang sama dan kita lihat saja bagaimana hasil pertarungan mereka dengan motor yang berbeda,” tutup Brivio seraya menunjukkan ketidaksabarannya melihat persaingan musim depan.(acf)